Selasa, 10 April 2018

Perlawanan Makassar dalam mengusir Penjajahan

   Assalamualaikum. Wr. Wb. Haaii sobat Indonesia. Apa kabar ? Semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal'afiat. Kali ini aku Mhd. Dwiki Andreansyah akan menjelaskan tentang Perlawanan Rakyat Makassar terhadap Belanda. Disimak baik-baik ya, teman-teman.

A. Latar Belakang
     Makassar adalah ibukota dari Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan pusat perdagangan di Indonesia bagian timur. Hal ini disebabkan karena letak wilayah Makassar yang strategis dan menjadi bandar penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku. Dengan adanya pusat perdagangan yang luas tersebut, maka seluruh jalur perdagangan di daerah Makassar dapat dikuasai oleh Belanda. Awalnya Belanda menghalangi para pedagang Makassar untuk membeli rempah-rempah dari Maluku. Hingga akhirnya, Belanda dapat memonopoli perdagangan di Makassar. Hal tersebut sangat di tentang oleh penguasa daerah Makassar, terutama Sultan Hasanuddin.

B. Jalan Perlawanan
      Tahun 1633 menjadi tahun pertama dalam pertempuran yang dilakukan antara rakyat Makassar dan Belanda (VOC). Pertempuran yang kedua kalinya terjadi pada tahun 1654. Dalam kedua pertempuran tersebut, VOC selalu mengalami kegagalan. Kegagalan yang dialami tersebut karena pelaut Makassar memberikan perlawanan sengit terhadap VOC. Pada tahun 1666-1667 terjadinya untuk ketiga kalinya pertempuran antara rakyat Makassar dan Belanda. Pertempuran tersebut dalam bentuk perang yang besar. VOC di bantu oleh pasukan Raja Bone, yaitu Aru Palaka dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Mereka membantu VOC karena mereka memiliki masalah terhadap Sultan Hasanuddin. Speelman, pemimpin pasukan angkatan laut VOC mampu menyerang pelabuhan Makassar dari laut. Sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bhontain dan berhasil mendorong suku Bugis untuk memberontak pada Sultan Hasanuddin. Pasukan Aru Palaka juga melakukan penyerbuan ke Makassar. Meskipun terjadi perang yang dahsyat, Sultan Hasanuddin dan rakyat Makassar masih dapat mempertahankan kota Makassar. Sehingga Sultan Hasanuddin dijuluki oleh Belanda  “Ayam Jantan dari Timur”. 

C. Akhir Perlawanan
     Di akhir cerita, Sultan Hasanuddin tidak berhasil mematahkan ambisi Belanda untuk menguasai Makassar. Sultan Hasanuddin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Isi perjanjian Bongaya sebagai berikut.
1. Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar.
2. Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar.
3. Makassar harus melepaskan daerah kekuasaan nya berupa daerah di luar Makassar.
4. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.

D. Tokoh
» Tokoh Indonesia (Makassar)
1. Sultan Hasanuddin.
2. Sultan Alauddin.
3. Muhamad Sa'id.

» Tokoh Belanda
1. Speelman.
2. John van Olden.
3. Pangeran Maitus.
4. Gubernur Jenderal Matsuyker.



Sultan Hasanuddin, tokoh Makassar.

Speelman, tokoh Belanda.

Demikian penjelasan tentang Perlawanan Rakyat Makassar terhadap Belanda. Semoga artikel ini dapat membantu teman-teman dalam mengerjakan tugas sekolah. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang salah. Sampai jumpa di blog selanjutnya. Babayy. Wassalam :)